Tuesday, August 30, 2011

PERBEDAAN ANTARA AHLUSUNNAH WALJAMAAH DENGAN SYI'AH


Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syi'ah Imamiyyah Itsnaasyariyyah (Ja'fariyyah) dianggap
sekedar dalam masalah khilafiyah Furu'iyyah, seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah atau antara Madzhab Syafi'i dengan Madzhab Maliki.

Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syi'ah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnva mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhamma­divah sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syi'ah dan Sunni tidak dilakukan?

Oleh karena itu, di saat muslimin bangun melawan serangan Syi'ah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut berkiprah.

Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarena­kan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syi'ah Imamiyyah ltsnaasyariyyah (Ja' fariyyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan, hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui.

Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syi'ah lmamiyyah Itsnaasyariy­yah Ja'fariyyah).  Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya. Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syi'ah yang sering berkata bahwa perbeda­an Sunni dengan Syi'ah sama seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi'i.

Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi i, hanya di dalam masalah Furu'iyyah saja. Sedangkan perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syi'ah Imamiyyah Itsnaasyariyyah (Ja'fariyyah), disamping dalam Furuu' juga dalam Ushuul.

Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab haditsnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syi'ah, bahwa Al Qur'an mereka juga berbeda dengan Al Qur'an kita (Ahlussunnah).

Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al Qur'annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.

Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah. mengatakan: 
Bahwa Syi'ah Imamiyyah Itsnaasyariyyah (Ja'fariyyah) adalah satu agama tersendiri.

Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Ahlus-sunnah Waljamaah dengan aqidah Syi'ah Imamiyyah Itsnaasyariyyah (Ja'fariyyah).

1. Ahlussunnah :
Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a. Syahadatain
b. As-Sholah
c. As-Shoum
d. Az-Zakah
e. Al Haj

Syi'ah :
Rukun Islam Syi'ah ada 5 (lima):
a. As Sholah
b. As-shoum
c. Az Zakah
d. Al Haj
e. Al Wilayah

2. Ahlusunnah :
Rukun iman ada 6 (enam):
a. Iman kepada Allah
b. Iman kepada Malaikat-malaikatNya
c. Iman kepada Kitan-kitabNya
d. Iman kepada RasulNya
e. Iman kepadaYaumil Akhir/hari kiamat
f. Iman kepada Qadar, baik-burukNya dari Allah Ta'ala.

Syi'ah :
Rukun Iman Syi'ah ada 5 (lima)
a. At Tauhid
b. An Nubuwah
c. Al Imamah
d. Al Adlu
e. Al Ma'ad

3. Ahlussunnah : Dua kalimat Syahadat
Syi'ah : Tiga kalimat Syahadat, disampai Asyhadu an Lailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulu­llah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam‑ imam mereka.

 (Karena perbedaan rukun Iman tersebut, maka mereka menganggap kita Ahlussunnah kafir, begitu pula sebaliknya).

4. Ahlussunnah : Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imarn, sampai hari kiamat. Karenanya membatasi imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.

Syi'ah : Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syi'ah dianggap kafir dan akan masuk neraka.

5. Ahlussunnah : Khulafarrosyidin yang diakui (sah) adalah:
a. Abu Bakar
b. Umar
c. Utsman
d. Ali
Radhiallahu anhum ajmain.

Syi'ah : Ketiga khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syi'ah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membaiat dan mengakui kekhalifahan mereka)

6. Ahlussunnah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat ma'shum. Berarti mereka dapat berbuat salah/dosa/ Iupa. Karena sifat ma'sum, hanya dimiliki oleh para Nabi.
Syi'ah : Para Imam yang jumlahnva dua belas tersebut mempunyai sifat ma'sum, seperti para Nabi.

7. Ahlussunnah : Dilarang mencaci maki parasahabat.
Syi'ah : Mencaci maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syi'ah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah saw wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai'at Sayyidina Abu Bakar sebagai khalifah.

8. Ahlussunnah : Siti Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Mu'minin.
Syi'ah : Siti Aisyah dicaci maki, difitnah, bahkan dikafirkan.

9. Ahlussunnah : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah:
a. Bukhari
b. Muslim
c. Abu Daud
d. Turmudzi
e. Ibnu Majah
e. An Nasa'i
(Kitab-kitab tersebut beredar di mana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).
Syi'ah : 
Kitab-kitab Syi'ah ada empat:
a. Al Kaafi
b. Al Istibshor
c. Man Laa Yah Dhuruhu al Faqih
d. Att Tandziib
(Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syi'ah).

10. Ahlussunnah : Al Qur'an tetap orisinil
Syi'ah : Al Qur'an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulama Syi'ah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).

11.Ahlussunnah : Surga diperuntukkan bagi orang­orang yang taat kepada Allah dan RasuINya. Neraka diperuntukkan bagi :orang yang tidak taat kepada Allah dan RasulNya.
Syi'ah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusulii Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.

12. Ahlussunnah : Aqidah Raj'ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj'ah adalah besok di akhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Di mana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnva.
Syi'ah : Raj'ah adalah salah satu aqidah Syi'ah. Dimana diceritakan: bahwa nanti di akhir zaman, Imam Mandi akan keluar dari persembunviannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain.
Setelah mereka semuanya bai'at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar dan Aisyah Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulung-ulung sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait:
Keterangan : Orang Syi'ah mempunyai imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan imam Mahdinya Ahlus Sunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.

13. Ahlussunnah : Mut'ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya Karam.
Syi'ah Mut'ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut'ah ini dipakai oleh golongan Syi'ah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syi'ah. Padahal haramnya Mut'ah juga berlaku di zaman khalifah Ali bin Abi Thalib.

14. Ahlussunnah : Khamer/arak tidak cirri.  Syi'ah : Khamer/arak suci.

15. Ahlussunnah : Air yang telah dipakai istinja' (cebok) dianggap tidak suci.
Syi'ah : Air yang teiah dipakai istinja' (cebok) dianggap suci dan mensucikan.

16. Ahlussunnah : Di waktu shalat meletakkan tangan kanan di alas tangan kiri hukumnya sunnah.
Syi'ah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan shalat. (Jadi shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan oleh wali Songo oleh orang-orang Syi'ah dihukum tidak sah/ batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).

17. Ahlussunnah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al Fatihah dalam shalat adalah sunnah.
Syi'ah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya.
(Jadi shalatnya muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya).

18.Ahlussunnah : Shalat jama' diperbolehkan bagi orang yang berpergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar'i.
Syi'ah : Shalat jama' diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.

19. Ahlussunnah : Shalat Dhuha disunnahkan.
Syi'ah : Shalat Dhuha tidak dibenarkan. (Padalah semua Auliya' dan salihin melakukan shalat Dhuha).

Demikian telah kami nukilkan perbedaan-perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan aqidah Syi'ah Imamiyyah Itsnaasyariyyah (Ja'fariyyah). Sengaja kami nukil sedikit saja, sebab apabila kami nukil seluruhnya, maka akan memenuhi halaman-halaman blog ini.
Harapan kami semoga pembaca dapat memahami benar-benar perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca yang mengambil keputusan (sikap).
Masihkah mereka akan dipertahankan sebagi Muslimin dan Mu'minin? (walaupun dengan kita berbeda segalanya)

Sebenarnya yang terpenting dari keterangan-keterangan diatas adalah agar masyarakat memahami benar-benar, bahwa perbedaan yang ada antara Ahlussunnah dengan Syi'ah Imamiyyah Itsnaasyariyyah (Ja'fariyyah) itu, disamping dalam Furuu' (cabang-cabang agama) juga dalam Ushuul (pokok/dasar agama), Sedang perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, atau antara madzhab Syafi' adn mdzahab Maliki hanya berbeda dalam masalah Furu'iyyah saja.

Apabila tokoh-tokoh Syi'ah sering mengaburkan perbedaan-perbedaan sebenarnya, serta memberikan keterangan yang tidak sebenarnya, maka hal tersebut dapat kita maklumi, sebab mereka itu sudah memahami benar­benar, bahwa muslimin Indonesia tidak akan terpengaruh atau tertarik pada Syi'ah, terkecuali apapila disesatkan (ditipu).

Oleh karena itu, sebagian besar orang-orang yang masuk Syi'ah adalah orang-orang yang tersesat, yang tertipu oleh bujuk rayu tokoh-tokoh Syi'ah.

Akhirnya, setelah kami menyampaikan perbedaan­perbedaan antara Ahlussunnah dengan Syi'ah, maka dalam kesempatan ini kami mengimbau kepada para Alim ulama serta para tokoh masyarakat, untuk selalu memberikan penerangan kepada umat Islam mengenai kesesatan ajaran Syi'ah.

Begitu pula untuk selalu menggalang persatuan ­sesama Ahlussunnah dalam menghadapi rongrongan yang datangnya dari golongan Syi'ah. Serta lebih waspada dalam memantau gerakan Syi'ah didaerahnya. Sehingga bahaya yang selalu mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita dapat teratasi.
Selanjutnya kami mengharap dari aparat pemerintahan untuk. lebih peka dalam menangani masalah Syi'ah di Indonesia. Sebab bagaimanapun, kita tidak menghendaki apa yang sudah mereka lakukan, balk di dalam negeri niaupun di luar negeri, terulang lagi di negara kita.

Semoga Allah selalu melindungi kita dari rongrongan orang-orang Syi'ah dan aqidahnya. Amin.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.